Motivasi adalah kekuatan untuk terus maju menerjang semua rintangan yg ada tuk meraih apa yg kita inginkan
Kamis, 13 Desember 2012
Senin, 10 September 2012
Cairan Pervaginam dan Secret
Cairan Pervaginam dan Sekret :
A. Keputihan (Leukore)
B. Amnion
C. Prosedur Pemeriksaan
A. KEPUTIHAN
Keputihan
adalah cairan yang keluar dari vagina. Keputihan dapat timbul dari berbagai
keadaan, yaitu secara normal/fisiologis dan secara patologis. Keputihan
fisiologis adalah keputihan yang normal terjadi akibat perubahan hormonal,
seperti saat menstruasi, stres, kehamilan, dan pemakaian kontrasepsi. Sedangkan
keputihan patologis adalah keputihan yang timbul akibat kondisi medis tertentu
dengan penyebab tersering adalah akibat infeksi parasit/jamur/bakteri.
Cairan vagina normal memiliki
ciri-ciri antara lain warnanya putih jernih, bila menempel pada pakaian dalam
warnanya kuning terang, konsistensi seperti lendir (encer-kental) tergantung
siklus hormon, tidak berbau serta tidak menimbulkan keluhan.
Ketika cairan yang keluar dari
vagina sudah mengalami perubahan warna (menjadi putih susu, keabuan, hingga
kehijauan), berbau, banyak dan disertai keluhan lain (seperti gatal, panas,
dll) menunjukkan bahwa telah terjadi keputihan abnormal yang umumnya disebabkan
karena infeksi pada saluran reproduksi oleh berbagai kuman, jamur ataupun
parasit.
a. Ada beberapa macam keputihan yaitu :
1. Keputihan Normal
·
Setiap
pengeluaran cairan melalui vagina lebih dari normal dan bukan berupa darah.
·
Salah
satu gejala kanker serviks, dengan disertai darah.
·
Normal
: berwarna jernih, tidak berbau, tidak gatal, tidak dikeluhkan.
·
Terjadi
: saat menarche, ovulasi, keinginan seks meningkat, kehamilan, bayi baru lahir,
sedang stress.
2. Keputihan Abnormal
·
Berbau
amis, apek, busuk, kadang bercampur darah, berwarna putih susu, kuning tua,
coklat, kehijauan.
·
Disertai
infeksi kelamin lainnya.
3. Dilihat dari Pemeriksaan Fisik
·
Sering
ditemukan luka, benjolan-benjolan.
·
Penderita
biasanya mengeluhkan gatal, agak lengket, panas, nyeri saat buang air kecil.
a) Penyebab Keputihan
·
Infeksi
bakteri : Gonococcus, Chlamydia, Treponema pallidum, Gardenella.
·
Infeksi
jamur : Candida
·
Infeksi
parasit : Trichomonas vaginalis
·
Infeksi
virus : Herpes, Condyloma acuminata.
·
Pemakaian
antiseptic vagina yang terus menerus.
·
Penurunan
daya tahan tubuh: kurang gizi, sakit dalam waktu lama, anemia.
·
Pemakaian kondom, KB, tisu wangi, parfum.
·
Penyakit
ganas : tumor, kencing manis.
·
PMS
:AIDS, Gonorrhoea,
·
Kontrasepsi
dalam rahim (AKDR).
b) Keputihan pada Kanker Kandungan
·
Gejala
: Perasaan tidak enak diperut bagian bawah, merasakan adanya benjolan pada
perut bagian bawah, atau perut terasa semakin membesar/membuncit, disertai
berat badan yang semakin menurun, nafsu makan yang berkurang, wajah, mata,
bibir pucat akibat anemia.
·
Haid
menjadi tidak keluar sama sekali, lebih panjang, atau disertai rasa nyeri yang
lebih dari biasanya.
c) Pencegahan keputihan
·
Menjaga
kebersihan vagina.
·
Hindari
pembilasan vagina yang terlalu mendalam.
·
Mencuci
tangan sebelum dan sesudah membasuh vagina.
·
Pergantian
pembalut dilakukan lebih sering pada saat menstruasi.
·
Hindarkan
segala pemakaian bahan kimia
·
Hindari
suasana vagina yang lembab berkepanjangan.
·
Menjaga
kebersihan sanitasi lingkungan.
·
Menjaga
kebersihan pasangan seksual.
d) Pengobatan keputihan
·
Bakteri
: diberikan antibiotik golongan metronidazole.
·
Jamur
: diberikan anti jamur.
·
Trichomonas
: diberikan anti trichomonas.
e) Cara Pengobatan
·
Obat
oral (diminum).
·
Dimasukkan
ke vagina.
B. Amnion
·
Cairan
yang memenuhi rahim.
·
Ditampung
di dalam kantung amnion yang disebut kantung ketuban/kantung janin.
·
Diproduksi
oleh sel-sel tropoblas, kemudian akan bertambah dengan produksi cairan janin,
yaitu seni janin.
·
Jumlah
cairan ketuban dapat dipantau melalui USG (parameter AFI : Amniotic Fluid
Index).
Cairan amnion mempunyai
peranan penting dalam menunjang proses kehamilan dan persalinan.
Di sepanjang
kehamilan normal . Kompartemen dari cairan amnion menyediakan ruang bagi janin
untuk tumbuh bergerak dan berkembang.
Tanpa cairan
amnion rahim akan mengerut dan menekan janin, pada kasus – kasus dimana tejadi
kebocoran cairan amnion pada awal trimester pertama janin dapat mengalami
kelainan struktur termasuk distrorsi muka , reduksi tungkai dan cacat dinding
perut akibat kompresi rahim.
Menjelang
pertengahan kehamilan cairan amnion menjadi semakin penting untuk perkembangan
dan pertumbuhan janin , antara lain perkembangan paru-parunya , bila tidak ada
cairan amnion yang memadai selama pertengahan kehamilan janin akan sering
disertai hipoplasia paru dan berlanjut pada kematian.
Selain itu
cairan ini juga mempunyai peran protektif pada janin . Cairan ini mengandung
agen-agen anti bakteria dan bekerja menghambat pertumbuhanbakteri yang memiliki
potensi patogen.
Selama proses
persalinan dan kelahiran cairan amnion terus bertindak sebagai medium protektif
pada janin untuk memantu dilatasi servik.
Selain itu
cairan amnion juga berperan sebagai sarana komunikasi anatara janin dan ibu.
Kematangan dan kesiapan janin untuk lahir dapat diketahui dari hormon urin
janin yang diekskresikan ke dalam cairan amnion.
Cairan amnion
juga dapat digunakan sebagai alat diagnostik untuk melihat adanya
kelainan-kelainan pada proses pertumbuhan dan perkembangan janin dengan
melakukan kultur sel atau melakukan spectrometer.
Jadi Cairan
amnion memegang peranan yang cukup penting dalam proses kehamilan dan
persalinan.
Pada permulaan
kehamilan , cairan amnion di ultrafisasi oleh plasma ibu . Pada permulaan
trimester ke dua , cairan amnion sebagian besar terdiri dari cairan ekstra
seluler yang berdifusi melalui kulit janin yang kemudian mencerminkan komposisi
plasma janin . setelah minggu ke 20 kornifikasi dari kulit janin tetap
mempertahankan difusi ini dan pada saat ini komposisi terbesar pada cairan
amnion adalah urine janin. Ginjal janin mulai memproduksi urine pada minggu ke
12 usia kehamilan dan setelah minggu ke 18 memproduksi 7 – 14 ml per hari. Urin
janin lebih banyak terdiri dari urea , kreatinin dan asam urat dibandingkan
plasma., juga terdiri dari deskuamasi sel-sel janin , vernix, lanuga dan bermacam
sekresi.
Karena
bersifat hipotonik, efek jaringan menurunkan osmolaritas cairan amnion sejalan
dengan kemajuan usia kehamilan.. Cairan pulmonum memberikan sedikit proporsi
pada volume amnion, yang difiltrasi melalui plasenta untuk beberapa saat.
Beberapa Kandungan yang terdapat di
cairan Aniomo :
a. Prolaktin
Prolaktin
didapatkan dalam konsentrasi tinggi di cairan amnion , jumlahnya bisa mencapai
10.000 ng/ml , yang didapatkan pada minggu ke 20 sampai 26 ehamilan ,hal ini
jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan kadar prolaktin pada janin (mencapai
350 ng/ml) atau pada plasma ibu (mencapai 150s/d 200 ng/ml) jumlahnya makin
menurun dan mencapau titik terendah setelah kehamilan 34 minggu . beberapa
penelitian membuktikan bahwa desidua merupakan tempat sintesa prolactin yang
berada dalam cairan amnion.
Fungsi
dari prolactin yang berada dalam cairan amnion belum diketahui , tetapi berapa
peneliti berkesimpulan prolaktin dalam cairan amnion berfungsi memperbaiki
transfer cairan dari janin ke bagian ibu , dan menyediakan cairan ekstraseluler
serta mempertahankan janin dari dehidrasi selama kehamilan lanjut ketika cairan
amnion biasanya bersifat hipotonik.
b. Alpha
feto protein.
Merupakan
suatu glikoprotein yang disintesa yolk sac janin pada awal kehamilan
Konsentrasinya dalam cairan amnion meningkat sampai kehamilan 13 minggu dan
kemudian akan berkurang.
Jika kadar
Alpha feto protein ini meningkat dan diiringi dengan peningkatan kadar asetil
kolin esterase menunjukan adanya kelainan jaringan syaraf seperti neural tube
defek atau defek janin lainnya.
Jika
peningkatan kadar alpha feto protein tidak diiringi dengan peningkatan kadar
asetilkolinesterase menunjukan adanya kemungkinan etiologi lain atau adanya
kontaminasi dari darah janin.
c. Lesitin
– Sphingomyelin
Lesitin
( dipalmitoyl phosphatidycholine) merupakan suatu unsur yang penting dalam
formasi dan stabilisasi dari lapisan surfaktan , yang mempertahankan alveolar
dari kolaps dan respiratori distress, sebelum minggu ke 34 kadar lesitin dan
sphingomyelin dalam cairan amnion sama konsentrasinya. , setelah minggu ke 34
konsentrasi lesitin terhadap sphingomyelin relative meningkat .
Jika
konsentrasi lesitin dalam cairan amnion lebih dari dua kali kadar sphingomyelin
( L/S Ratio ), menunjukan resiko terjadinya gawat nafas pada janin sangat
rendah. Tetapi jika perbandingan kadar lesitin sphingomyelin kecil dari dua
resiko terjadinya gawat nafas pada janin meningkat.
Karena
lesitin dan sphingomyelin juga ditemukan pada darah dan mekonium , kontaminasi
oleh kedua substansi tersebut dapat mebiaskan hasil.
Selama
kehamilan sejumlah agen bioaktif bertumpuk di cairan amnion , kompartemen
cairan amnion merupakan suatu tempat penyimpanan yang luar biasa yang khususnya
bermanfaat dalam kehamilan dan persalinan. Banyaknya agen bioaktif yang terakumulasi
dalam cairan amnion selama kehamilan merupakan suatu hal yang tipikal dari
inflamasi jaringan . Suatu hal yang unik dari agen agen bioaktif ini adalah
bersifat uterotonik seperti PGE2 , PGF2 , PAF dan endothelin-1 ,
produk-produk ini dapat dilihat pada vaginadan cairan amnion setelah proses
persalinan dimulai . Agen-agen inflamasi ini penting peranannya dalam proses
dilatasi servik .
d. Sitokin
Makrofag
terdapat dalam cairan amnion dalam jumlah yang kecil sebelum proses persalinan
, sebenarnya leukosit tidak dapt melakukan penetrasi normal melalui membran
janin baik secara in vivo atau in vitro, tetapi dengan adanya inflamasi dari
desidua pada partus preterm , leukosit ibu akan diambil menuju cairan amnion ,
fenomena juga pada partus yang aterm, aktivasi leukosit diakselerasi oleh
inflamasi dan memungkin kan melewati membran janin.
e. Interleukin
-1β
Interleukin
-1β merupakan sitokin primer , yang diproduksi secara cepat sebagai respon dari
infeksi dan perubahan imunologi dan Interleukin -1β akan merangsang sitokin
lain dan mediator inflamasi lainnya.
Interleukin
-1β secara normal tidak terdeteksi sebelum proses persalinan , Interleukin -1β
baru akan muncul pada cairan amnion pada persalinan yang preterm atau sebagai
reaksi dari infeksi pada cairan amnion.
Pada kehamilan
aterm,s eperti prostaglandin Interleukin -1β diproduksi pada desidua setelah
induksi persalinan atau dilatasi servik, yang kemudian akan didistribusikan
pada cairan amnion dan vagina.
Sitokin
lainnya yang terdapat dalam cairan amnion adalah Interleukin -6 atau
Interleukin – 8.
f. Prostaglandin
Prostaglandin
terutama PGE2
juga PGF2α di dapatkan pada cairan amnion pada semua tahap
persalinan . Sebelum proses persalinan dimulai prostanoid dalam cairan amnion
dihasilkan dari ekskresi urine janin dan mungkin juga oleh kulit , paru-paru
dan tali pusat. Seiring dengan pertumbuhan janin , kadar prostaglandin dalam
cairan amnion meningkat secara bertahap.Walaupun demikian tidak ada pertambahan
kadar prostaglandin yang dapat dihubungkan atau diinterprestasikan sebagai
pertanda pre partus. faktanya jumlah total kadar prostaglandin dalam cairan
amnion pada saat kehamilan cukup bulan sebelum persalinan dimulai sangat kecil
(sekitar 1μg) , karena waktu paruh prostaglandin dalam cairan amnion sangat
lama yaitu 6 – 12 jam , jumlah dari prostaglandin yang memasuki cairan amnion
sangat kecil.
Hubungan
antara peningkatan kadar prostaglandin dalam cairan amnion dan inisiasi dari
persalinan menjadi suatu tanda tanya selama lebih 30 tahun terakhir.
Kadar
prostaglandin dalam cairan amnion sebelum dan selama persalinan pada kehamilan
aterm dapat dilihat pada table 3-3 dan 3-4.
Konsentrasi
dari PGF2α
, PGFM dan PGE pada bagian atas cairan amnion pada saat permulaan
persalinan (pembukaan 2,5 atau kurang) tidak lebih besar dibandingkan sebelum
proses persalinan , kadar prostaglandin dalam kantong belakang cairan amnion
pada saat pembukaan 3 cm jauh lebih besar dibandingkan kadarnya sebelum proses
persalinan dimulai , dan lebih lanjut kadarnya akan meningkat seiring dengan makin
majunya pembukaan servik.
Lebih lanjut
kadar prostaglandin pada kantong belakang jauh lebih besar dari pada bagian
atas pada semua thap dari proses persalinan.
Kadar
prostaglandin cairan amnion di bagian atas pada saat pembukaan 3 sampai dengan
5 cm secara signifikan lebih besar dibandingkan kadarnya sebelum proses
persalinan dimulai.
Setelah itu
pada pembukaan 5,5 sampai dengan 7 cm tidak ada peningkatan kadar prostaglandin
pada bagian atas cairan amion.
Dilatasi
cervik pada pembukaaan 3 sampai dengan 5 memegang peranan penting dalam
kemajuan persalinan . Pada tahap ini bagian janin telah masuk ke dalam pelvis
ibu , yang membagi dua cairan amnion secara anatomi dan fungsi ke dalam dua
bagian. Sebelum pemisahan lengkap dari dua bagian ini kandungan dari cairan
amnion dapat bercampur antara keduanya , tetapi setelah pemisahan lengkap dari
cairan amnion ini transfer prostaglandin dari kantong belakang ke bagian atas
menurun abahkan hilang sama sekali.
PGFM yang
terdapat pada kantong belakang cairan amnion jumlahnya jauh lebih besar dari
pada PGE .
Lebih lanjut
banyak bukti yang menunjukan bahwa peningkatan kadar prostaglandin dalam cairan
amnion bukan merupakan suatu indikasi bahwa prostaglandin mempunyai peranan
penting dalam inisiasi persalinan :
1. Tidak
adanya hubungan peningkatan kadar prostaglandin dengan proses persalinan
sebelum persalinan dimulai.
2. Jumlah
total prostaglandin dalam cairan amnion dan jumlah yang memasuki cairan amnion
sebelum dan selama persalinan sangat kecil dibandingkan kadar yang dibutuhkan
untuk menginduksi persalinan.
3. Kadar
Prostaglandin pada kantong belakang kompartemen berhubungan dengan proses
dilatasi servik
g. Platelet activing factor (PAF)
Platelet
activing factor merupakan suatu reseptor yang termasuk dalam kelompok
heptahelicl dari reseptor transmembran dan berperan pada peningkatan sel-sel
myuometrium serta meningkatkan kontraksi uterus.
Kadar Platelet
activing factor dalam cairan amnion meningkat selama proses persalinan.
Platelet
activing factor , seperti prostaglandin , sitokinin dan endothelin-1 ,
diproduksi di leukosit sebagai hasil proses inflamasi yang terjadi ketika
servik berdilatasi.
Platelet
activing factor diinaktifkan oleh enzim Platelet activing factor acetylhudrolase.
Enzim ini didapatkan pada aktifitas spesifik yang tinggi dari makrofag, yang
terdapat dalam jumlah yang besar di desidua.
Pelepasan
arakidonat dari 1-alkil-2 arakidonoil fosfatidilkolin menyokong pembentukan
Platelet activing factor karena produk lain dari reaksi ini , yaitu 1-alkil
lisifosfatidilkolin , yang merupakan kosubtrat untuk biosintesis Platelet
activing factor
1. Fungsi
·
Sebagai
bantalan/peredam/pelindung janin terhadap benturan dari luar.
·
Tempat
perkembangan musculoskeletal janin.
·
Memungkinkan
janin leluasa tumbuh dan bergerak ke segala arah.
·
Sebagai
benteng terhadap kuman dari luar tubuh ibu.
·
Menjaga
kestabilan suhu tubuh janin.
·
Sebagai
alat bantu diagnostik dokter pada pemeriksaan amniosentesis.
2. Volume
Volume cairan amnion pada setiap minggu
usia kehamilan bervariasi , secara umum volume bertambah 10 ml per minggu pada
minggu ke 8 usia kehamilan dan meningkat menjadi 60 ml per minggu pada usia
kehamilan 21 minggu, yang kemudian akan menurun secara bertahap sampai volume
yang tetap setelah usia kehamilan 33 minggu.. normal volume cairan amnion
bertambah dari 50 ml pada saat usia kehamilan 12 minggu sampai 400 ml pada
pertengahan gestasi dan 1000 – 1500 ml pada saat aterm. Pada kehamilan postterm
jumlah cairan amnion hanya 100 sampai 200 ml atau kurang.( .(1,2,3,4,5,,6,9).
Keadaan dimana jumlah cairan amnion
tersebut kurang dari normal disebut olygohidoamnion.
Pada keadaan – keadaan tertentu jumlah
cairan amnion dapat mencapai 2000 ml hal ini disebut dengan hydramnion.
·
Normal
: sekitar 1.000 cc.
·
Kurang
(oligohidramnion) : lebih sedikit dari 500 cc.
·
Lebih
(polihidramnion/hidramnion) : mencapai 3-5 liter
3. Tanda Robeknya Amnion
·
Cairan
keluar secara berlebih atau sedikit tetapi terus-menerus melalui vagina.
·
Biasanya
berbau agak anyir, warnanya jernih, dan tidak kental.
·
Gerakan
janin menyebabkan perut ibu terasa nyeri.
4. Penyebab
·
Infeksi
vagina/jalan lahir.
5. Dampak
·
Mengganggu
kehidupan janin,
·
Kondisi
gawat janin.
·
Janin
berkemungkinan memiliki cacat bawaan pada saluran kemih,
·
Pertumbuhannya
terhambat,
·
Meninggal
sebelum dilahirkan.
·
Bayi
berisiko tak segera bernapas secara spontan dan teratur setelah lahir.
·
Terjadinya
infeksi oleh kuman yang berasal dari bawah.
·
Pada
kehamilan lewat bulan : terjadi karena ukuran tubuh janin semakin besar.
·
Menjaga
kebersihan vagina.
·
Menjalani
pola hidup sehat, terutama makan dengan asupan gizi berimbang.
6. Kelebihan Amnion Terjadi karena ;
·
Produksi
air seni janin berlebihan.
·
Ada
kelainan pada janin yang menyebabkan cairan ketuban menumpuk, yaitu
hidrosefalus, atresia saluran cerna, kelainan ginjal dan saluran kencing
kongenital.
·
Ada sumbatan/penyempitan saluran cerna pada
janin
7. Dampak
·
Kandungan
cepat membesar
·
Pembesaran
perut berlebih
·
Pembuluh
darah di bawah kulit terlihat jelas
·
Lapisan
kulit pecah.
·
Perdarahan
pascapersalinan.
·
Komplikasi
plasenta terlepas dari tempat perlekatannya.
·
Pertambahan lingkaran perut dan tinggi rahim
cepat
·
Peregangan rahim .
·
Persalinan
prematur.
·
Letak
janin umumnya jadi tidak normal.
·
Terjadi
kontraksi sebelum waktunya.
·
Risiko
terjadinya kematian janin dalam kandungan
8. Penanganan
·
Menyedot
atau mengeluarkan sebagian cairan ketuban melalui sebuah jarum(amniosentesis)
khusus yang dimasukkan dari permukaan perut.
·
Operasi
sesar
C. PROSEDUR PEMERIKSAAN PER VAGINAM
1. Memberitahu dan menjelaskan pada
pasien tindakan yang akan dilakukan.
2. Menyiapkan alat dan bahan, membawa
ke dekat pasien
·
Kapas
lidi steril atau oase.
·
Obyek
glass.
·
Bengkok
.
·
Sarung
tangan.
·
Spekulum.
·
Kain
Kassa, kapas sublimat dan perak.
3. Memasang sampiran
4. Membuka atau menganjurkan pasien menanggalkan
pakaian bawah (tetap jaga privasi pasien).
5. Memasang pengalas dibawah bokong pasien.
6. Mengatur posisi pasien dengan kaki di tekuk .
7. Mencuci tangan dengan sabun, air
mengalir, dan mengeringkan dengan handuk bersih.
8. Memakai sarung tangan.
9. Buka labia mayoranya dengan ibu
jari, jari telunjuk tangan yang tidak dominan.
10. Mengambil sekret vagina dengan kapa
lidi, tangan yang dominan sesuai kebutuhan.
11. Mengusapkan sekret vagina pada obyek
glass yang disediakan
12. Membuang kapas lidi dalam bengkok.
13. Memasukkan obyek glass kedalam
piring petri atau kedalam tabung kimia dan ditutup.
14. Memberi label dan mengisi formulir
pengiriman spesimen uantuk di kirim ke laboraturium .
15. Membereskan alat.
16. Melepas sarung tangan.
17. Mencuci tangan dengan sabun , air
mengalir dan mengeringkan dengan handuk bersih.
18. Melakukan dokumentasi tindakan yang
telah dilakukan.
a. Sekret/Sputum
·
Dilakukan
untuk mendeteksi adanya kuman : tuberculosis pulmonal, pneumonia bakteri,
bronkhitis kronis, bronkhietaksis.
b. Prosedur pengambilan secret :
1. Mencuci tangan.
2. Menjelaskan prosedur yang akan
dilakukan kepada klien.
c. Mendekatkan alat dekat klien,
diantaranya:
·
Suction
pump dengan botol berisi cairan desinfektan.
·
Karakter
penghisap lendir .
·
Sarung
tangan steril.
·
Insert
steril.
·
Dua
kom berisi larutan NaCl 0,9% dan larutan desinfektan.
·
Kassa
steril.
·
Kertas
tissue.
·
Stetoskop.
·
Tempatkan
klien pada posisi terlentang dengan kepala miring ke arah perawat.
·
Gunakan
sarung tangan.
·
Hubungkan
kateter penghisap dengan selang penghisap .
·
Mesin
penghisap dihidupkan.
·
Lakukan
penghisapan lendir dengan memasukkan kateter penghisap kedalam kom berisi
aquades atau NaCl 0,9 % untuk mempertahankan tingkat kesterilan (asepsis).
·
Masukkan
kateter penghisap dalam keadaan tidak menghisap .
·
Gunakan
alat penghisap dengan tekanan 110-150 mmHg untuk dewasa, 95-110 mmHg untuk
anak-anak, dan 50-95 mmHg untuk bayi
·
Tarik
dengan memutar kateter penghisap tidak lebih dari 15 detik.
·
Bilas
kateter dengan aquades atau NaCl 0,9%.
·
Lakukan
penghisapan antara penghisapan pertama dengan dalam dan batuk. Apabila pasien
mengalami distress pernafasan, biarkan istirahat 20-30 detik sebelum melakukan
penghisapan berikutnya.
·
Setelah
selesai, kaji jumlah, kosistensi, warna, bau sekret, dan respon pasien terhadap
prosedur yang dilakukan.
·
Membereskan
alat dan klien.
·
Mencuci
tangan.
·
Mendokumentasi
Langganan:
Postingan (Atom)